Meski esok tak kau ketahui
Seberapa gunung nasib dikandung
Pulanglah, Thalida
Berhenti biarkan anakmu menangis
di gendongan perempuan tua berbau asap itu
Ia rindu dekap hangat susumu
bukan botol yang kau beli dari sisa peluh
lenguhmu
Pualam berkilau itu wajahnya
Bibir terbuka hendak berkata
Bunyi mama keluar suara paling mula
Ia tahu, Thalida
Bilamana kau pernah nyeri rahimnya
Anakmu juwita sempurna
Bertolak durja
Tak seperti ratap muasalnya
yang perkosa
Apa daya terima saja
Jika itu memang rasa
Maka, pulanglah Thalida
0 comments:
Post a Comment